Hesmedia.id-Purwakarta memiliki sejumlah tokoh ulama besar berkapasitas nasional, satu di antaranya adalah Mama Sempur atau KH. Tubagus Ahmad Bakri, yang belum lama ini digelar Haul untuk memperingati ke 49 tahun wafatnya beliau.
Para peziarah pun datang dari berbagai kota dan lintas provinsi ke titik acara yang berlokasi di Desa Sempur Kecamatan Plered.
Acara yang digelar kurang lebih satu bulan dan berpuncak pada Minggu, 2 Juni 2024 tersebut, telah mendatangkan keberkahan bukan hanya bagi masyarakat yang berjualan berbagai aneka produk dan jasa di sekitaran lokasi haul, namun tentunya terasa pula dampaknya bagi masyarakat Purwakarta di berbagai kecamatan, terutama para pelaku usaha yang tersinggahi oleh gelombang rombongan peziarah / peserta Haul dari berbagai kota yang datang melalui berbagai titik masuk ke Kabupaten Purwakarta.
Founder Bela Purwakarta, Aa Komara yang turut menghadiri Haul bersama sang putra, Muhammad El-Dzikko Komara, beserta unsur komunitas dan media, menegaskan :
" Luar Biasa, Kita bisa melihat bukti nyata kebesaran ketokohan Mama Sempur, meski sosoknya sudah tidak ada, tapi masih memberikan dampak bagi perekonomian ummat, menjadi jembatan datangnya rezeki bagi manusia yang masih hidup di zaman sekarang.
Perputaran ekonomi di lokasi haul ini diperkirakan mendekati angka milyaran karena dilaksanakan selama berminggu minggu. Dari petugas parkir, pedagang kuliner, suvenir serta penjaja produk jasa lainnya, semuanya mendapat cipratan rezeki.
Ini tak lepas dari berkah kesholehan dan keilmuan Mama Sempur di masa lalu, sehingga para santrinya yang sudah beregenerasi di berbagai kota di Nusantara, rela berbondong bondong mengikuti Haul ke 49 ini.
Kami berharap ketokohan beliau ini menjadi kearifan lokal yang memang sudah saatnya dipelajari oleh semua kalangan masyarakat, terutama generasi usia dini, agar mereka tidak melupakan sejarah terhadap tokoh tokoh yang telah berjasa besar dalam syi'ar Islam.
Pada kesempatan ini pun, Saya membawa putra saya dengan tujuan menanamkan sejak dini Rasa Memiliki dan Mencintai Purwakarta dengan cara mengenali sejumlah tokoh yang berjasa, dalam hal ini Mama Sempur, yang telah mengangkat marwah Purwakarta hingga memiliki nama besar dan citra positif sebagai Kota Santri, berkat perjuangan dakwah beliau di masa lalu.
Sebagaimana diketahui,
Kurikulum Muatan Lokal ( mulok ) menjadi kewenangan Pemerintah Daerah untuk menetapkannya, sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Permendikbud ) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
Berdasarkan amanat perundangan tersebut, Kami mendorong *stake holder* dunia pendidikan, agar pembelajaran mengenali tokoh lokal, seperti Mama Sempur, Syekh Baing Yusuf, Dalem Sholawat ( Pendiri Purwakarta ) serta tokoh besar lainnya yang secara faktual telah berkontribusi besar bagi Purwakarta, segera dimasukan dalam Kurikulum Muatan Lokal agar dapat dipelajari di sekolah dan kampus, serta ditunjang kegiatan *outing class*, agar siswa/siswi dapat mengakses langsung jejak peninggalan para tokoh tersebut.
Kami tegaskan bahwa hal ini " Wis Wayahe" atau " Tos Waktos na ", mengingat Invasi kebudayaan asing sudah semakin massif menginfiltrasi generasi muda, dan pengenalan terhadap para tokoh lokal ini merupakan upaya membentengi jati diri bangsa ". Pungkas Aa Komara.
Setelah melaksanakan ziarah dan mengikuti prosesi Haul, Tim BELA PURWAKARTA beristirahat di kediaman generasi ke- 3 ( cucu ) Mama Sempur, yaitu K.H. Tubagus Zein Al Bakri, putra dari alm. K.H. Tb. Ahmad Dudus / Mama Dudus.
Dalam kesempatan tersebut, mewakili keluarga besar, Tubagus Zein Al Bakri menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada para peserta Haul dari berbagai kota di Nusantara serta mengajak ke internal masyarakat Plered dan Purwakarta, agar lebih meningkatkan pengetahuan terhadap ajaran keilmuan serta riwayat kesejarahan Mama Sempur. Setelah pembelajaran tersebut, selanjutnya masyarakat diharapkan mampu menginformasikan secara lengkap profil tentang Mama Sempur ketika masyarakat dari luar kota memerlukan informasi secara akurat.
Jangan sampai menimbulkan kesan Ironis, ketika masyarakat dari luar kota berbondong bondong antusias ingin mempelajari baik kesejarahan maupun keilmuan Mama Sempur, sementara di internal masyarakat Kita sendiri kurang pengetahuan." Pungkas Tubagus Zein.
Eld(hm)